HASAN M.BAHASYUAN
Mengawali karir bermusik di masa pendudukan tentara Jepang di Indonesia pada tahun 1939, beliau juga pimpinan sebuah grup musik instrumental bambu yang kala itu terbentuk di kota Parigi. Di tahun 1946, beliau pernah berbagung dalam sebuah kelompok Hawaian Band sebagai penyanyi dan pemain ukulele. Lalu, di 1947, dirinya membentuk Orkes Keroncong, yang juga berperan sebagai penyanyi sekaligus pemain Biola hingga tahun 1963. 2 tahun kemudian, beliau berpindah ke kota Palu, dan dipercayakan mendapuk posisi pelatih dan pimpinan band bernama Nada Anda, yang kemudian berubah nama menjadi Risella. Setelah melalui banyak jalan berkarya, dirinya merasakan kegelisahan yang membuatnya tertarik untuk mengeksplorasi dan menggali kebudayaan serta kesenian tradisi masyarakat Sulawesi Tengah. Dirinya mengekspresikan karya seni ke dalam bentuk lagu dan tarian. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai seorang atlit pelari jarak menengah. Masa demi masa dilewati, semangatnya disambut dengan dipercayakannya beliau sebagai pelatih tari tarian daerah Sulawesi Tengah dan pemimpin band bernama Ananta. Tari dan musik adalah dua hal kehebatan yang banyak diakui oleh orang banyak. Karyanya mudah dipelajari dan sangat mudah dimengerti. Tercatat, beliau pernah membuat 24 buah alat musik Kakula, yang digunakan sebagai alat musik pengiring. Seniman jenius dan mempunyai karya-karya yang besar adalah apa yang bisa menggambarkan beliau. Pada 22 Mei tahun 1987, pria yang menjadi inspirator perkembangan kesenian dan budaya di bumi Tadulako ini meninggal dunia. Dengan meninggalkan istri bernama Elia Bahasyuan dan seorang putra bernama Saiful Bahri Bahasyuan.
