Posted on Leave a comment

2 KOTA, 1 KOLABORASI

Meja redaksi Pmancar.com dengan bangga mengabarkan berita baik ini kepada kalian semua! Seperti petunjuk sebelumnya yang muncul di www.pmancar.com–jika anda cukup jeli, Pmancar.com resmi berkolaborasi dengan Bring Archive History (BAH) kolektif pengarsipan seni yang berbasis di salah satu kota yang terletak di Sulawesi Tengah.

Bring Archive History yang disingkat BAH, merupakan sebuah wadah yang diperuntukkan sebagai arsip beberapa kultur populer yang ada di Palu, Sulawesi Tengah. Dua kultur tersebut adalah seni musik dan seni visual, dengan salah satu tujuannya dengan adanya wadah ini agar generasi berikutnya dapat terus menikmati setiap ragam karya yang dihasilkan oleh para seniman-seniman terdahulu.

Sebagai media yang sama-sama fokus sebagai wadah pengarsipan, ulasan, dan opini perihal dunia industri kreatif khususnya musik yang ada di Indonesia Timur, BAH dan Pmancar.com sama terpikir untuk menjalin kolaborasi lintas kota. Tujuan dari kolaborasi ini adalah agar setiap karya musik dan seni visual lainnya serta penulis yang ada bisa dikenal lebih luas lagi ke ruang publik, dengan tagline “2 kota, 1 kolaborasi”.

Artikel ini merupakan konten kolaborasi kami bersama Pmancar.com. Baca selengkapnya, dengan menekan gambar di bawah.

Posted on Leave a comment

BAHIYO!? #3: BENEFIT DARI MUSIK

Sebagai orang yang waktunya banyak dihabiskan untuk berkutat dengan musik, ternyata banyak benefit yang telah kami dapatkan. Bentuknya pun beragam, ada tur, pertemanan, hingga relasi. Tak bisa dipungkiri memang, musik akan mempertemukan kita ke hal-hal yang sedang dicari. Bicara soal benefit, kami berdua pun sangat merasakan dampaknya hingga saat ini. Mungkin bila tidak bersenggama dengan musik, platform ini tidak akan ada, perjalanan-perjalanan seru lainnya pun tak akan pernah kami rasakan.

Mungkin banyak yang mengejar karir musik untuk mendapatkan uang, tapi tak sedikit juga yang bermusik hanya untuk mendapatkan hal-hal di luar materi. Musik juga tidak hanya melulu soal kesenangan, lebih dari itu ada manfaat lainnya, terutama untuk kesehatan mental kita. Dari sana, hadirlah anggapan kalau musik bisa jadi booster tersendiri bagi banyak orang dalam berkehidupan. Contoh sederhananya adalah kalau kalian sedang bekerja, pasti ada saja playlist musik yang menjadi teman di kala menyelesaikan banyak deadline.

Benefit musik lainnya adalah kita bisa mendapatkan pengetahuan baru, baik itu perihal desain ataupun musik. Sudah bisa dipastikan bila kami mendapat banyak referensi untuk membangun platform ini dari geliat-geliat yang ada di luar negeri. Apalagi kalau kita berbicara soal desain, jumlah illustrator dan desainer di negeri bisa dibilang sangatlah banyak. Kembali lagi, kita bisa mendapatkan banyak pilihan gaya ilustrasi dan desain dari mereka para seniman. Senang bukan? Di BAHIYO!? edisi ketiga ini, kami mencoba menjabarkan benefit-benefit dari musik yang pernah kami dapatkan. Silahkan dinikmati.

TEKS: ADJUST PURWATAMA

Posted on Leave a comment

BAHIYO!? #2: KEBIASAAN YANG ADA DI GIGS

Biasanya nih, kalo ke gigs, selain nonton band, pasti ada kebiasaan lain yang dilakukan oleh si penonton. Kami pun juga memiliki hal tersebut. Kebiasaan-kebiasaan ini banyak yang baik, tak sedikit pula yang jelek. Gigs memang adalah tempat dari banyaknya sifat dan kebiasaan orang yang datang. Kesenangan demi kesenangan tumpah ruah di dalamnya. Begitu juga dengan referensi, dari band-band yang tampil, kita bisa menemukan bentuk baru dari sebuah musik. Juga, kita bisa mendapatkan jaringan baru, agar pengkaryaan terus menyebar.

Kembali ke kebiasaan. Buat kami yang senang mengunjungi semua gigs yang ada di Palu, kebiasaan minum bersama teman adalah yang paling menarik. Kenapa? Karena dari lingkaran kecil, obrolan-obrolan seru bisa terjadi. Saling tukar informasi pun tak kalah pentingnya dalam sebuah jamuan minum di sebuah gigs. Dengan catatan, asal takarannya sesuai porsi. Kalau sudah terlalu banyak, sudah bisa dipastikan acara tidak akan kalian nikmati, dan paling buruknya adalah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Contoh yang satu ini sudah banyak kejadian loh, jangan ditiru.

Lalu, juga ada kebiasaan saling bertukar cd demo di antara tiap band. Hal ini nih yang cukup menarik buat kami. Bagaimana sebuah demo menjadi cikal bakal dari band yang akan bersinar di masa depan. Di cd demo juga kita bisa mendengarkan karakter asli dari musik mereka. Kalau sudah berformat album penuh, biasanya sudah banyak pengeditan yang kadangkala terlalu berlebihan, dan menghilangkan karakter asli dari si band. Nah, di BAHIYO!? edisi kedua ini, kami membahas panjang lebar soal kebiasaan apa saja yang ada di gigs. Silahkan disimak.

TEKS: ADJUST PURWATAMA

Posted on Leave a comment

BAHTRIVIA #2: HARGA TEMAN DAN DILEMANYA

Bidang jasa di negeri ini jumlahnya sangat banyak, salah satunya tentu saja visual dan ilustrasi. Bisa dibilang profesi yang satu ini sangat dibutuhkan sejak zaman dulu kala. Bagaimana tidak, bila ingin membuat promosi atau kampanye, pastinya dibutuhkan talenta-talenta ini. Mereka adalah orang-orang yang paham bagaimana memvisualisasikan sebuah ide gagasan dan pesan ke dalam bentuk sebuah visual atau ilustrasi. Tak terhitung berapa banyak jasa yang telah mereka berikan untuk kita dan negeri ini. Tapi sayangnya, masih banyak pihak yang melihat mereka hanya dengan sebelah mata. Menganggap pekerjaan ini mudah dan “hanya begitu saja”. Dari kebiasaan ini, kemudian muncul juga meminta jasa dengan “harga teman”.

Sebagai pelaku jasa, kami tahu betul bagaimana “harga teman” yang kadangkala muncul dari yang katanya teman ini. Mau murah, cepat, dan bagus. Entah orang-orang ini paham dengan namanya ide dan perjuangan membuat sebuah visual atau tidak -tapi menurutk kami sih mereka paham. Bayangkan bila ide dan waktumu hanya dibayar dibawah harga standar yang kamu patok? Atau parahnya hanya sekedar dibayar dengan sebungkus rokok? Sakit hati bukan. Menurut beberapa orang, meminta atau memberikan “harga teman” itu tidak masalah, asal ada simbiosis mutualis yang terjadi. Kalo tidak ada, ya sama saja kalian-kalian yang katanya teman ini hanya memanfaatkan profesi temanmu.

Kami bertanya kepada beberapa orang perihal “harga teman” ini. Bagaimana tanggapan mereka? Simak di bawah

TEKS: ADJUST PURWATAMA

Posted on Leave a comment

BAHTRIVIA #1: PENTINGNYA ILUSTRASI

Seni Visual, bentuk yang satu ini sangatlah lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Contohnya sangat banyak, misalnya adalah ketika kita ingin membeli sebuah kaos, hal pertama yang menjadi pertimbangan adalah bagus atau tidaknya desain yang ditampilkan. Begitu juga bila kita berbicara menyoal musik. Hubungan antara visual dan musik tidak bisa dipisahkan. Kedua hal ini memiliki keterikatan yang sangat erat, dari hal tersebut biasanya juga timbul fenomena simbiosis mutualis. Tidak percaya? Contoh nih, kalau kalian datang ke sebuah toko rilisan fisik (cd, kaset, vinyl), hal pertama yang kalian lakukan saat mencari musik baru pasti melihat sampul dari album-album yang tersedia, baru kemudain mencoba untuk mendengarkannya.

Ilustrasi juga kebanyakan dipakai untuk kebutuhan merchandise dari si musisi. Biasanya dicetak ke dalam bentuk kaos, jaket, totebag, dan banyak lainnya. Menyoal perihal simbiosis mutualis, fenomena ini kita rasakan saat melihat ilustrasi yang apik dari rilisan si musisi. Lalu ada ketertarikan untuk mencari tahu siapa sosok dari karya yang bagus tersebut. Dari sana kita mengenal banyak illustrator-illustrator handal. Mereka ini pun bisa mendapatkan banyak tawaran pekerjaan hanya karena pernah membuatkan visual bagi satu musisi.

Bagi sebagian musisi, fungsi ilustrasi dan visual tidak hanya sekedar untuk keren-kerenan saja. Lebih dari itu, mereka memiliki standar tersendiri agar orang-orang tahu bahwa ini adalah bentuk visual kami, ini branding kami. Di edisi perdana ini, kami meminta pendapat dari beberapa sosok, perihal pentingnya ilustrasi bagi musik. Siapa saja mereka? Tengok di video di bawah.

TEKS: ADJUST PURWATAMA

Posted on Leave a comment

BAHIYO!? #1: FENOMENA GIGS REGISSST

Membahas musik, pasti tak lepas dari peran sebuah gigs. Dari sana, banyak lahir talenta-talenta baru dengan warna baru yang sangat menyegarkan. Gigs memang menjadi budaya tersendiri bagi musisi, terkhusus di Palu. Dulu, hampir setiap minggunya perhelatan ini digelar. Bisa dipastikan anak muda di Palu tidak akan kehabisan bahan bakar hiburan dan musik baru. Di Gigs juga, kami banyak mendapatkan bentuk pertemanan baru. Ada satu fenomena yang marak terjadi di era Gigs saat itu. Tak lain dan tak bukan adalah Sistem Registrasi untuk tampil di Gigs tersebut.

Kami mencoba untuk mengingat-ingat kembali, dari mana awal semua ini terjadi. Tidak ada yang salah dalam Gigs Regist, selama para pelaku santai-santai saja, semua bisa dijalankan. Walaupun ada yang membuat untuk kepentingan pribadi, toh setidaknya orang tersebut sudah mencoba untuk memberikan wadah buat tiap musisi yang ada. Kisaran nominal yang mesti dikeluarkan setiap musisi pun sangat beragam, mulai dari 20rb hingga 100rb. Setiap pendaftaran akan diberikan durasi tampil selama 20 menit (paling lama).

Fenomena ini sendiri dilakukan oleh individu, maupun komunitas. Seingat kami, nominal yang didapatkan dari biaya registrasi tersebut, hanya bisa untuk membayar keperluan produksi dari si acara. Keuntungan biasanya diambil dari tiket masuk yang diberlakukan. Tak jarang malah ada yang merugi. Dari fenomena ini, kami mencoba untuk mengobrol, membahas, dan mengingat, apa saja yang pernah terjadi. Simak di bawah.

TEKS: ADJUST PURWATAMA